Meraih Bahagia

Bertahun-tahun menikah dan melakoni peran ibu rumah tangga, tak lagi membuat saya terkaget-kaget dengan banyaknya rutinitas yang terus berulang, mulai bangun tidur hingga menjelang terlelap.  Semuanya mengalir begitu saja.  Nyatanya kini saya harus berpikir keras ketika Bunda Septi berkisah tentang aktivitas beliau yang membuat bahagia.  Yah, setiap ibu memang layak untuk bahagia.  Lantas apa kegiatan yang bisa membuat saya berbinar sehingga hormon bahagia mengalir deras memenuhi raga?

Perlahan saya mulai mengurai aktivitas yang saya kerjakan sehari-hari, memilah dan mengelompokkannya menjadi 4 kuadran.  Kuadran pertama Bisa dan tidak suka, berikutnya bisa dan suka, tidak bisa dan suka dan terakhir tidak suka dan tidak bisa.  Permainan sederhana ini ternyata sangat ampuh untuk melacak kekuatan pribadi saya.  Secara sederhana pengelompokkan aktivitas sehari-hari berdasarkan kuadran tersebut dapat dilihat di bagan berikut.

Screenshot (153)

Seiring berjalannya waktu ada beberapa kegiatan yang dulu saya suka tetapi tidak bisa kini menjadi suka dan bisa.  Misalnya menjahit, dari dulu saya suka menjahit tetapi tidak bisa menjahit aneka macam kerajinan.  Namun, semangat belajar yang mengantarkan saya kini mampu menjahit tote bag, dompet, dan lain-lain.  Sebaliknya ada juga aktivitas yang dulu saya suka kini nyaris tidak bisa dilakukan karena keterbatasan waktu yaitu mendekorasi rumah.  Dulu saya suka trial and error untuk mengubah tampilan rumah mulai dari ruang tamu hingga dapur agar tampak rapi dan indah.  Sayangnya kegiatan ini hampir tidak pernah saya lakukan lagi.

Screenshot (152)

Bila ditelaah diagram di atas aktivitas yang membuat saya bahagia yaitu belajar.  Yah, saya sangat suka melakukan riset dan mengumpulkan data untuk memperoleh pengetahuan baru.  Saat pertama kali menikah saya senang mencari resep-resep masakan yang simple namun menggugah selera kemudian mempraktikkannya.  Ada bahagia yang diam-diam bersemayam di hati ketika suami mencicipi dan memuji masakan itu lezat (mungkin sekadar menghibur saja he…he..).  Setelah melahirkan dan buah hati tumbuh dan berkembang semakin banyak pula hal baru saya pelajari.

Semangat belajar itu tak pernah pupus walau kini putra-putri telah beranjak baligh, ada banyak hal yang bisa menjadi tema belajar.  Namun, saat ini yang paling membuat saya berbinar ketika belajar tarjim Al-Quran dan fiqih wanita.  Saat belajar dan bertatap langsung dengan ustadz saya merasa hadir penuh dan utuh sehingga ilmu yang diperoleh terasa hingga relung hati.

Membaca buku menjadi aktivitas kedua yang saya sukai dan bisa dikerjakan.  Buku-buku parenting dan pendidikan anak menjadi prioritas untuk dibaca.  Selanjutnya novel dengan genre misteri karya Agatha Christie selalu menjadi pilihan untuk dibaca kala waktu senggang.  Berkebun dan menjahit merupakan aktivitas lain yang menghadirkan bahagia dalam keseharian saya.  Memang kedua kegiatan tersebut tidak saya kerjakan setiap hari tetapi paling tidak dalam seminggu, saya bisa melakukannya sekali atau dua kali.

Ehm… jika diperhatikan tidak ada rutinitas rumah tangga yang masuk kuadran bisa dan suka, sebenarnya saya suka dan bisa memasak, membuat kue, beberes rumah, dan bersih-bersih, namun tidak masuk daftar lima besar mungkin hanya di urutan keenam dan seterusnya.  Kalau sudah beres-beres rumah rasanya tidak mau berhenti kalau belum tuntas.  Setelah semua rampung rasanya puas dan bahagia.

Setiap ibu memang unik dan memiliki kekuatan pribadi yang berbeda.  Tetapi satu hal yang harus diingat yaitu setiap ibu layak untuk bahagia.  Yuk, bu ibu cari kekuatan diri dan raih bahagiamu.  Happy Mom Raise Happy Kids.

Leave a comment